Monday, October 28, 2013
Pee Mak (2013)
Berbicara tentang film Thailand, tidak banyak film yang mampu mencetak box office dan menarik perhatian dunia, biarpun beberapa film Thailand sebenarnya cukup bagus dalam hampir setiap genre populer: drama, horror, komedi, action. Ong Bak adalah salah satu film Thailand yang fenomenal dan melejitkan Tony Jaa sebagai bintang laga dan akhirnya dilirik Vin Diesel untuk turut membintangi Fast & Furious 7 yang akan rilis tahun 2014.
Tahun 2013 ini satu film Thailand berjudul Pee Mak berhasil menjadi film berpenghasilan tertinggi di Thailand, menghasilkan $33 juta di seluruh dunia (bandingkan dengan Ong Bak yang sekitar $20 juta). Berbeda dengan Ong Bak yang full action, Pee Mak memiliki genre unik, yaitu campuran komedi, horror, dan percintaan.
Pee Mak bercerita mengenai Pee Mak (Mario Maurer) yang berjuang dalam perang bersama 4 rekannya dan terpaksa harus meninggalkan istrinya Nak (Davika Hoorne) yang sedang hamil. Tidak disangka walaupun sudah berkali-kali kena tembak dan sekarat, Pee Mak dan teman-temannya dapat selamat dan pulang ke desa mereka, Phra Khanong. Di sana Pee Mak kembali bertemu dengan istrinya yang cantik dan sudah melahirkan seorang anak yang diberi nama Dang. Tetapi terdapat rumor yang beredar di desa tersebut bahwa Nak sebenarnya sudah meninggal dan yang ditemui Mak adalah hantunya.
Dengan genre campuran ini, Pee Mak bisa dibilang sukses meramunya, komedinya sangat kental sepanjang film yang tercipta dari dialog, mimik, dan sikon yang cerdas, dan untungnya tidak terjebak dalam komedi yang dibuat terlalu konyol dan bodoh, padahal dengan model rambut bloon 5 pria pemerannya, hal ini rentan terjadi dan memang beberapa adegan sedikit berlebihan, tetapi masih jauh dapat ditutupi (baca: dimaafkan) dengan segudang komedi segarnya.
Horrornya sendiri mungkin sedikit terkena imbas unsur komedi sehingga menjadi tidak terlalu menakutkan, walaupun kalau ditonton sendirian masih bisa membuat anda meringkuk di sudut kamar sambil memeluk bantal. Unsur drama percintaan terdapat di akhir film, yang walaupun sedikit terlalu lama tetapi ditutup dengan ending yang tidak biasa, barangkali sebagian orang menganggap ending ini terkesan memaksakan happy ending, tetapi buat saya justru ending seperti ini termasuk ide yang berani.
Barangkali ada yang bertanya-tanya mengapa seluruh gigi pemainnya dibuat hitam, itu adalah salah satu tradisi kuno beberapa negara termasuk Thailand, yang disebut tooth blackening.
Labels:
Review Film
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment