Hampir semua diskusi tanpa moderator biasanya tidak berakhir mulus. Diskusi ini dapat terjadi di dunia maya seperti forum internet, mailing list, group Facebook, dan seterusnya, juga dapat terjadi di dunia nyata diantara dua atau lebih orang yang mendiskusikan sesuatu. Diskusi yang lebih terarah akan melibatkan moderator, yang berfungsi sebagai penengah, mengembalikan topik kembali ke rel semula, ataupun dengan sigap menganulir berbagai fallacy (kekeliruan) yang dilakukan peserta diskusi.
Ya, fallacy inilah sebab utama sebuah diskusi menjadi debat kusir dan kehilangan arah. Fallacy adalah argumen yang menggunakan alasan yang lemah dan buruk, singkatnya argumen yang tidak valid atau tidak logis. Jika kita mendeteksi suatu informal fallacy, sudah sepatutnya dikemukakan sebelum kekeliruan tersebut menguasai diskusi dan hanya membawa peserta diskusi berputar-putar mengikutinya.
Banyak sekali daftar fallacy yang ada, tetapi beberapa fallacy yang umum terjadi adalah sebagai berikut:
Appeal to Ignorance
Atau disebut juga argumentum ex silentio, argument from ignorance, adalah fallacy yang menganggap sesuatu benar karena belum terbukti salah (atau sebaliknya). Contohnya jika ada debat antara teis dan ateis, lalu dari pihak teis mengatakan: "buktikan Tuhan tidak ada, kalau tidak bisa, berarti Tuhan ada!". Ini adalah fallacy, sama seperti mengatakan: "buktikan superman tidak ada, kalau tidak bisa, berarti superman ada!". Bagaimana membuktikan sesuatu yang tidak ada?
Namun ini juga berlaku kebalikannya, jika dari pihak ateis mengatakan: "buktikan Tuhan ada, kalau tidak bisa berarti Tuhan tidak ada!". Ini juga fallacy, sama seperti mengatakan: "buktikan alien ada, kalau tidak bisa berarti alien tidak ada!".
Argumen yang benar dan sederhana dalam hal ini, jika seseorang mengklaim sesuatu ada maka adalah konsekuensinya untuk membuktikan klaimnya, jika tidak bisa maka lawan diskusi dan penonton dapat menganggap klaim itu sebagai klaim sepihak.
Proving-non-existence
Berkaitan erat dengan Appeal to Ignorance, yang dapat berkembang menjadi proving-non-existence. Yaitu ketika seseorang tidak dapat membuktikan klaimnya bahwa sesuatu itu ada, ia mungkin akan melakukan fallacy dengan menantang balik lawannya untuk membuktikan bahwa sesuatu itu tidak ada.Contoh: "buktikan Tuhan tidak ada". Kenyataannya seseorang tidak akan dapat membuktikan sesuatu yang tidak ada. Membuktikan keberadaan sesuatu adalah tanggung-jawab sang pembuat klaim yang menyatakan sesuatu itu ada.
Cherry Picking
Mengambil kasus atau data tertentu yang seakan menguatkan argumen, tetapi mengabaikan bagian lainnya yang justru kontradiksi. Hal ini sangat umum terjadi, karena seseorang cenderung mencari data yang mendukung argumennya, begitu menemukan data yang terlihat cocok, tanpa melihat secara keseluruhan ia menggunakannya sebagai pendukung argumen.
Contoh cherry picking terdapat pada artikel ini: http://duniadalamblogger.blogspot.com/2013/10/salah-kaprah-2-pencatutan-nama-stephen.html , di sini hanya karena seorang ilmuwan besar bernama Stephen Hawking mengeluarkan statemen yang tampaknya sejalan dengan Buddhism, maka beberapa artikel buddhist menggunakannya sebagai pendukung argumen bahwa Buddhism sejalan dengan sains. Padahal yang dikatakan Stephen Hawking bukan hal baru karena telah dikatakan oleh penganut ateis, juga bukan statemen yang berbasis sains. Ditambah lagi statemen Hawking yang lain ternyata justru kontradiksi dengan Buddhism.
Contoh cherry picking yang lebih sederhana adalah seperti kalimat ini: "Anda penuh cinta dan pemaaf seperti sifat Tuhan, Anda pasti seorang Kristen!". Ini adalah cherry picking karena Tuhan dalam kitab suci tidak hanya digambarkan penuh cinta dan pemaaf, tetapi juga pencemburu, misalnya. Selain itu, bukan hanya Tuhan dalam kitab suci kristiani saja yang digambarkan penuh cinta dan pemaaf, tokoh seperti Dewi Kwan Im juga digambarkan sebagai sosok penuh welas asih tanpa kebencian.
Ad hominem
Atau lengkapnya argumentum ad hominem, adalah argumen yang menyerang pribadi lawan. Hal ini keluar atau menyimpang dari substansi diskusi, untuk diskusi antar orang yang terpelajar, melakukan ad hominem termasuk hal yang memalukan. Contoh: "Melihat saja sulit, bagaimana menjadi presiden?" Begitu kira-kira kata beberapa pihak saat Gus Dur menjadi presiden RI, pernyataan tersebut adalah contoh ad hominem.
Argumentum ad baculum
Argumen dengan dasar ancaman atau pemaksaan. Contoh: "kalau kamu tidak percaya Tuhan, kamu akan masuk neraka!". Tentu saja ini total fallacy dalam berargumen/berdiskusi.
Red herring
Pengalihan perhatian dengan mengubah subjek. Contoh: "si A tidak mungkin korupsi karena ia pernah menjabat gubernur selama 10 tahun dan menjadi menteri selama 5 tahun". Ini adalah fallacy red herring, karena tidak ada hubungannya antara masa jabatan seseorang dengan korupsi.
False Dillema
Hanya menawarkan opsi yang terbatas sementara terdapat banyak opsi lain. Contoh statemen "Untuk mengurangi berat badan, anda harus berhenti makan cemilan atau buang lemak" adalah false dillema, karena masih terdapat banyak opsi lain untuk mengurangi berat badan seperti olahraga, mengatur pola makan, dan lain sebagainya. False dillema sering muncul jika seseorang terlalu memaksakan ide pada lawan diskusi.
Correlation Proves Causation
Berasumsi ada korelasi antara 2 variabel bahwa yang satu berakibat pada yang lain. Contoh: "setiap kali saya mencuci mobil, maka hujan turun". Biasa digunakan untuk mendukung argumen, tetapi tentu merupakan fallacy jika menggunakan cocok-cocokan dan gagal memenuhi pembuktian empiris.
Red herring
Pengalihan perhatian dengan mengubah subjek. Contoh: "si A tidak mungkin korupsi karena ia pernah menjabat gubernur selama 10 tahun dan menjadi menteri selama 5 tahun". Ini adalah fallacy red herring, karena tidak ada hubungannya antara masa jabatan seseorang dengan korupsi.
False Dillema
Hanya menawarkan opsi yang terbatas sementara terdapat banyak opsi lain. Contoh statemen "Untuk mengurangi berat badan, anda harus berhenti makan cemilan atau buang lemak" adalah false dillema, karena masih terdapat banyak opsi lain untuk mengurangi berat badan seperti olahraga, mengatur pola makan, dan lain sebagainya. False dillema sering muncul jika seseorang terlalu memaksakan ide pada lawan diskusi.
Correlation Proves Causation
Berasumsi ada korelasi antara 2 variabel bahwa yang satu berakibat pada yang lain. Contoh: "setiap kali saya mencuci mobil, maka hujan turun". Biasa digunakan untuk mendukung argumen, tetapi tentu merupakan fallacy jika menggunakan cocok-cocokan dan gagal memenuhi pembuktian empiris.
No comments:
Post a Comment