Monday, November 18, 2013

Bhinneka Tunggal Ika vs Bhinneka Rakus Ika


Gambar di atas adalah hasil karya Andrew Lumban Gaol dari proyek Anti-Tank yang mulai banyak beredar. Mereka menggunakan media gambar/ poster untuk  menyampaikan protes sosial dan salah satunya adalah gambar yang nyentrik, eye catching, dan kreatif ini. Gambar seekor tikus bersayap dengan semboyan "BERBEDA BEDA SAMA RAKUS" dengan dada bergambar rupiah, dollar, tengkorak, senjata tajam, dan senjata api. Gambar ini seakan menampilkan bentuk "ideologi baru" para koruptor rakus yang menggantikan Pancasila.

Latar belakang diciptakannya gambar ini adalah saat Andrew menemukan bahwa korupsi terjadi pada tingkat kehidupan sosial yang beragam, seorang tukang parkir dapat menarik uang parkir dua kali lipat karcis parkir resmi. Ini hal yang memang lazim terjadi di negara kita, tetapi apa yang lazim seharusnya tidak pernah menjadikan hal yang salah menjadi benar.

Pada sektor pemerintahan, korupsi juga sudah terjadi sampai ke MK (Mahkamah Konstitusi). Kita juga mengatahui bahwa pada departemen agama terjadi korupsi, pada partai berlabel agama terjadi korupsi, sungguh memilukan dan memalukan. Menurut data Corruption Perceptions Index (CPI) yang disediakan oleh website transparency.org, pada tahun 2012 , dari 176 negara/ teritori, nilai CPI Indonesia adalah urutan yang ke 118 dengan CPI 32. Range CPI adalah 0 - 100, di mana semakin kecil CPI semakin menunjukkan tingkat korupsi yang parah. Sebagai perbandingan, 10 negara dengan tingkat korupsi terkecil pada tahun 2012 adalah Denmark, Finlandia, New Zealand, Swedia, Singapura, Switzerland, Australia, Norwegia, Kanada, dan Belanda. Jadi kalau ingin mengaca pada negara yang paling bersih, berkacalah pada mereka. 

Kalau ditarik mundur, berikut adalah peringkat Indonesia dari tahun 2010 s/d 2012:

Tahun | Peringkat

2010 | 110
2011 | 100
2012 | 118

Mendekati pemilihan presiden 2014, dapat diramalkan para kandidat akan banyak yang mengumbar janji pemberantasan korupsi, yang kalau melihat sejarah rasanya miris karena sejarah menunjukkan para pemimpin Indonesia justru ada yang biangnya korupsi selama puluhan tahun, kerabat dan anggota partai sang pemimpin juga terlibat dalam korupsi, dan orang-orang dari masa kelam itu cukup tidak tahu malu untuk kembali mencalonkan diri menjadi pemimpin negara. Tetapi demikianlah daya tarik ideologi "Bhinneka Rakus Ika".

Mumpung masih diakui dan belum tergantikan sampai saat ini, ada baiknya kita pandang kembali ideologi Indonesia: Pancasila dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Walaupun kontras dengan keadaan saat ini, kita memiliki sejarah luar biasa Nusantara yang disegani pada zamannya. Dari masa kejayaan itu juga yang melahirkan ideologi Pancasila. 

Bhinneka Tunggal Ika diambil dari syair Jawa karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14, yang mengajarkan toleransi antara umat Hindu dan Buddha. Sebuah syair indah yang tidak akan pernah dipahami oleh orang-orang rakus yang memaksakan kepentingan dan nafsunya.

Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Terjemahan:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.





No comments:

Post a Comment